Mengapa Bencana Terus Terjadi di Bumi Pertiwi Kita
Mengapa di Indonesia terjadi bencana alam secara beruntun. Apakah ini merupakan peringatan, musibah, azab atau bagaimana ?
Masalah bencana hanya Allah SWT yang tahu dan itu rahasia Allah. Seperti dalam Al Qur’an disebutkan berapa banyak kota dan desa yang dihabiskan Allah melalui bencana alam. Sedangkan Musibah dapat juga berupa peringatan dimana bisa positif atau negatif tergantung yang menanggapi. Positif bagi orang beriman dan negatif bagi orang tidak beriman, itu sudah otomatis. Selain itu sudah proses alam, ibarat alam ini tubuh ada yang sakit dan ada yang sehat, juga proses regenerasi manusianya.
Bisa juga dikatakan musibah, sebagaimana dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 51, dimana disebutkan tidak akan terjadi musibah kecuali sudah termaktub dalam kitab lauhul mahfudz. Berarti Allah sudah memplaning terhadap nasib atau ketentuan implementasi karya Nya. Tetapi mengapa terjadi musibah, bisa karena banyaknya kemaksiyatan, penduduknya dholim, kafir dan sebagainya, dan itu sudah menjadi hukum kausalitas sebab akibat.
Bagaimana sikap kita menanggapinya, harus positif thinking. Bagi orang beriman harus positif thinking, ada apa dibalik itu, apa maunya Allah. Jika kita positif thinking, maka dimensinya adalah dimensi sosial, dimana yang tidak terkena musibah harus menolong yang terkena musibah sebagai amal individu dan kolektif, sesudah itu ekonomi harus diperbaiki semuanya. Sedangkan bagi yang meninggal dunia, menurut hukum Islam yang beriman mati syahid. Seperti peringatan Allah dalam surat Al Anfal, dimana disebutkan musibah itu tidak hanya dikhususkan pada orang yang dholim saja tetapi yang beriman juga terkena. Disini nanti akan berlaku hukum rahman rahim Allah, dimana yang mukmin akan mendapat mati syahid, sedangkan yang kafir dan dholim, Allah yang maha tahu.
Banyaknya kemaksiyatan di masyarakat seperti perzinahan, pembunuhan, perampokan, korupsi dan sebagainya, apa dapat mengundang datangnya bencana alam ?
Ya ! itu termasuk hukum kausalitas sebab akibat. Dalam konteks kenegaraan, Indonesia bukan negara Islam tetapi negara sekuler sehingga semua ditampung. Karena hukum positif di negara ini, maksiyat dan korupsi masih berlaku. Tetapi dalam ranah hukum Indonesia, korupsi yang kelewat batas tidak ada hukum qishash, Musibah terjadi karena perilaku umat manusia sendiri, seperti disebutkan dalam Al Qur’an. Jadi kita berfikir positif sehingga ada manfaatnya untuk yang hidup. Apa dengan datangnya musibah, kita tetap meneruskan perilaku kita selama ini dengan kedholiman secara politik dan ekonomi dengan terjadinya gap atau kesenjangan di masyarakat.
Perilaku umat manusia di bumi sudah menghabiskan aset ekonomi dunia ini. Hutan digunduli, gunung dipangkas untuk diambil sebagai semen sehingga semuanya habis. Inilah yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan alam. Kalau orang beriman mengatakan karena itu ulah umat manusia, tetapi kalau orang kafir mengatakan karena hukum alam.
Apakah terjadinya bencana alam seperti sekarang ini karena umat Islam kurang melakukan amar makruf nahi mungkar ?
Kalau amar makruf banyak orang senang, tetapi nahi mungkar susah karena Indonesia bukan negara Islam. Kalau negara Islam sudah jelas, hukum hudud dan rajam ditegakkan. Kriminal terkecil di dunia terjadi di Arab Saudi. Tetapi karena Indonesia negara sekuler, maka kriminalitas tidak bisa dibasmi. Kriminalitas adalah perbuatan manusia yang tidak beriman, itulah persoalannya.
Mengapa di Indonesia terjadi bencana alam secara beruntun. Apakah ini merupakan peringatan, musibah, azab atau bagaimana ?
Masalah bencana hanya Allah SWT yang tahu dan itu rahasia Allah. Seperti dalam Al Qur’an disebutkan berapa banyak kota dan desa yang dihabiskan Allah melalui bencana alam. Sedangkan Musibah dapat juga berupa peringatan dimana bisa positif atau negatif tergantung yang menanggapi. Positif bagi orang beriman dan negatif bagi orang tidak beriman, itu sudah otomatis. Selain itu sudah proses alam, ibarat alam ini tubuh ada yang sakit dan ada yang sehat, juga proses regenerasi manusianya.
Bisa juga dikatakan musibah, sebagaimana dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 51, dimana disebutkan tidak akan terjadi musibah kecuali sudah termaktub dalam kitab lauhul mahfudz. Berarti Allah sudah memplaning terhadap nasib atau ketentuan implementasi karya Nya. Tetapi mengapa terjadi musibah, bisa karena banyaknya kemaksiyatan, penduduknya dholim, kafir dan sebagainya, dan itu sudah menjadi hukum kausalitas sebab akibat.
Bagaimana sikap kita menanggapinya, harus positif thinking. Bagi orang beriman harus positif thinking, ada apa dibalik itu, apa maunya Allah. Jika kita positif thinking, maka dimensinya adalah dimensi sosial, dimana yang tidak terkena musibah harus menolong yang terkena musibah sebagai amal individu dan kolektif, sesudah itu ekonomi harus diperbaiki semuanya. Sedangkan bagi yang meninggal dunia, menurut hukum Islam yang beriman mati syahid. Seperti peringatan Allah dalam surat Al Anfal, dimana disebutkan musibah itu tidak hanya dikhususkan pada orang yang dholim saja tetapi yang beriman juga terkena. Disini nanti akan berlaku hukum rahman rahim Allah, dimana yang mukmin akan mendapat mati syahid, sedangkan yang kafir dan dholim, Allah yang maha tahu.
Banyaknya kemaksiyatan di masyarakat seperti perzinahan, pembunuhan, perampokan, korupsi dan sebagainya, apa dapat mengundang datangnya bencana alam ?
Ya ! itu termasuk hukum kausalitas sebab akibat. Dalam konteks kenegaraan, Indonesia bukan negara Islam tetapi negara sekuler sehingga semua ditampung. Karena hukum positif di negara ini, maksiyat dan korupsi masih berlaku. Tetapi dalam ranah hukum Indonesia, korupsi yang kelewat batas tidak ada hukum qishash, Musibah terjadi karena perilaku umat manusia sendiri, seperti disebutkan dalam Al Qur’an. Jadi kita berfikir positif sehingga ada manfaatnya untuk yang hidup. Apa dengan datangnya musibah, kita tetap meneruskan perilaku kita selama ini dengan kedholiman secara politik dan ekonomi dengan terjadinya gap atau kesenjangan di masyarakat.
Perilaku umat manusia di bumi sudah menghabiskan aset ekonomi dunia ini. Hutan digunduli, gunung dipangkas untuk diambil sebagai semen sehingga semuanya habis. Inilah yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan alam. Kalau orang beriman mengatakan karena itu ulah umat manusia, tetapi kalau orang kafir mengatakan karena hukum alam.
Apakah terjadinya bencana alam seperti sekarang ini karena umat Islam kurang melakukan amar makruf nahi mungkar ?
Kalau amar makruf banyak orang senang, tetapi nahi mungkar susah karena Indonesia bukan negara Islam. Kalau negara Islam sudah jelas, hukum hudud dan rajam ditegakkan. Kriminal terkecil di dunia terjadi di Arab Saudi. Tetapi karena Indonesia negara sekuler, maka kriminalitas tidak bisa dibasmi. Kriminalitas adalah perbuatan manusia yang tidak beriman, itulah persoalannya.